(IslamToday ID) – Di menit-menit akhir sebelum pendaftaran capres-cawapres ke KPU banyak yang bilang bakal ada kejutan. Capres PDIP Ganjar Pranowo disebut-sebut akan berpasangan dengan nama yang jarang disebut selama ini.
Isu yang beredar menyebutkan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyiapkan Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar. Ia adalah sosok yang sangat disegani di NU saat ini.
KH Miftachul Akhyar sempat menjabat Ketua Umum MUI Pusat. Namun, belakangan mengundurkan diri. Miftachul memilih fokus pada amanah sebagai Rais Aam.
Jabatan ini sama persis dengan KH Ma’ruf Amin saat dipilih sebagai cawapres Jokowi pada Pilpres 2019. Saat itu, Ma’ruf Amin menjabat Ketua Umum MUI Pusat sekaligus Rais Aam PBNU.
Alhasil, kemenangan Jokowi tak terbendung. Suara NU yang jumlahnya lebih dari 50 persen bulat mendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin.
Massa NU yang merupakan ormas terbesar di Indonesia jadi incaran pada Pilpres 2024. Setelah Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar jadi cawapres Anies Baswedan, rival berusaha mencari tokoh NU lainnya.
Muncul tiga nama alternatif yakni Khofifah Indar Parawansa, Mahfud MD, dan Yenny Wahid. Namun, daya tarik ketiganya belum mampu menyamai pengaruh KH Miftachul Akhyar atau KH Ma’ruf Amin.
Hanya saja banyak yang menyayangkan selama ini Ma’ruf Amin terkesan hanya dijadikan ban serep. Nyaris tak menonjol sebagaimana wapres sebelum-sebelumnya.
Benarkah Mega memilih KH Miftachul Akhyar? Tidak pernah disebut sama sekali dalam bursa cawapres Ganjar. Namun, bukan tidak mungkin bakal diumumkan jelang pendaftaran ke KPU.
Sementara itu, Ketua DPP PDIP Puan Maharani menemui mantan Wapres Jusuf Kalla (JK) pada Rabu (4/10/2023). Tampak Puan ikut didampingi mantan Menpan-RB, Syafruddin.
Usai pertemuan, Puan mengatakan, dirinya sengaja meminta pandangan JK soal situasi politik Indonesia. Menurutnya, hal itu penting mengingat situasi politik Indonesia yang kian memanas.
“Tadi seperti Pak JK sampaikan bahwa boleh saja kita berbeda pandangan atau beda pilihan, namun yang terpenting yang harus kita lakukan ke depan adalah bagaimana Indonesia ini tetap bersatu dan pembangunan yang ada itu tetap berjalan sebagaimana yang kita harapkan,” kata Puan.
“Jangan sampai hal-hal yang sudah baik sekarang namun karena ada pemilu atau pesta demokrasi 5 tahunan, kemudian menjadi tidak baik bagi bangsa dan negara,” lanjutnya.
JK juga mengakui kondisi saat ini sedang tidak baik-baik saja. “Jadi kalau kita perkeruh keadaan makin tidak bagus negeri ini, negeri kita semua,” katanya.
JK mengatakan, jelang Pemilu 2024 suasana politik di Indonesia kian memanas. Ia mengajak kepada seluruh masyarakat agar tetap bersatu meski beda pendapat.
“Jadi kita harus bersatu walaupun kita berbeda pilihan, tapi tetap bersatu dalam tujuan dan cara. Jangan memperkeruh republik ini,” tambah JK.
Ia juga mengatakan tiga kandidat saat ini, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto punya kesempatan yang sama untuk memenangkan Pilpres 2024. [wip]