(IslamToday ID) – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Fahira Idris mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk terus mendukung rakyat Palestina agar terbebas dari penindasan Israel. Meski terpisahkan oleh jarak, ia menegaskan bangsa Indonesia akan mendukung dan dekat dengan bangsa Palestina.
“Selama Ramadan ini, mari kita terus panjatkan doa agar rakyat Palestina terbebas dari penindasan. Jangan putus doakan Palestina sampai lepas dari kebiadaban rezim apartheid Israel,” kata Fahira dalam siaran persnya, Selasa (19/3/2024).
Pernyataan tersebut disampaikan Fahira sebagai tanggapan atas kekecewaannya terhadap kegagalan gencatan senjata yang tidak menghasilkan kesepakatan untuk menghentikan pertempuran selama Ramadan.
Dalam perundingan yang diprakarsai oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS) tersebut, kegagalan gencatan senjata semakin memperpanjang penderitaan rakyat Palestina yang telah berlangsung selama puluhan dekade.
Fahira mengungkapkan sejak pendudukan Israel di tanah Palestina, terutama sejak 1967, rakyat Palestina telah diperlakukan sebagai kelompok ras dan bangsa yang lebih rendah.
Sistem apartheid yang diterapkan oleh Israel telah menyebabkan hak-hak, bahkan nyawa masyarakat Palestina dirampas secara sistematis tanpa belas kasihan, tanpa mengenal waktu, bahkan saat Ramadan.
“Rakyat Palestina, terutama di Gaza, saat ini dan entah sampai kapan, masih harus terus berjuang. Bukan hanya berjuang untuk menyelamatkan nyawa dari bom dan peluru, rakyat Palestina juga harus berjuang untuk tetap hidup di tengah bencana kelaparan,” imbuh Fahira dikutip dari Kompas.
Menurutnya, sejak awal eskalasi konflik, Israel telah berupaya secara terus-menerus untuk menggempur rakyat Palestina. Fahira menyatakan klaim Israel yang menyasar pejuang Hamas hanyalah alasan untuk menjustifikasi upaya mereka dalam melakukan genosida terhadap rakyat Palestina.
Praktik genosida yang dilakukan Israel tak hanya melalui penggunaan senjata seperti peluru dan bom, tetapi juga melalui tindakan sistematis dan disengaja untuk memblokir dan melemahkan upaya bantuan kemanusiaan internasional dengan menahan semua jenis bantuan vital, seperti makanan, air, obat-obatan, serta berbagai inisiatif kemanusiaan lainnya.
Fahira menegaskan tindakan Israel tersebut sebenarnya merupakan pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan internasional. Menurutnya, praktik genosida semacam itu dapat dilakukan Israel dengan begitu leluasa karena adanya standar ganda dan ketidakberdayaan negara-negara Barat selaku sekutu Israel.
“Gagalnya gencatan senjata ini karena Israel ingin pasukannya tetap berada di Gaza dan melarang warga (Palestina) kembali ke rumahnya masing-masing,” terangnya.
“Israel juga akan terus memblokade bantuan kemanusiaan. Artinya, perang dan bencana kelaparan akan terus membayangi rakyat Palestina terutama di Gaza. Oleh karena itu, sekali lagi, jangan putus doakan rakyat Palestina,” pungkas Fahira. [wip]