(IslamToday ID) – Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya memandang safari politik yang dilakukan Prabowo Subianto ke sejumlah kalangan merupakan tanda-tanda akan dibentuknya koalisi besar dalam pemerintahan yang akan dipimpinnya mulai Oktober 2024 mendatang.
“Kalau dilihat dari statemen-statemen Pak Prabowo memang jelas sepertinya akan dibangun sebuah koalisi besar, karena bahasa yang sering digunakan adalah merangkul, bersatu, dan itu dalam bahasa yang lebih konkret adalah membangun koalisi yang sifatnya gemuk. Minimal di atas 50 persen,” kata Toto, sapaan akrabnya dikutip dari YouTube KOMPAS TV, Sabtu (23/3/2024).
Yang menarik, lanjutnya, apabila dihitung kekuatan parlemen parta-partai pendukung 02 di pemerintahan ke depan memang masih kurang dari 50 persen. Sementara akan ada banyak tantangan yang dihadapi, selain stabilitas politik juga isu mengenai hak angket.
“Jadi buat saya tidak salah kalau ada upaya dari presiden atau capres terpilih untuk menggaet partai-partai di luar partai pendukung 02. Dan tidak mengagetkan juga kalau Partai Nasdem yang menjadi partai pertama yang disebutkan mungkin akan punya peluang bergabung,” paparnya.
Keyakinan akan bergabungnya Nasdem dalam pemerintahan, Toto menyebut ditengarai oleh ucapan selamat yang diberikan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh pasca penetapan kemenangan Prabowo-Gibran oleh KPU.
“Kemarin Bang Surya Paloh menyampaikan ucapan selamat atau sudah mengakui adanya kemenangan dari Prabowo-Gibran. Dan kita tahu juga dari awal terbentuk Nasdem ini sudah ikut dalam kekuasaan. Bang Surya Paloh juga dulunya Golkar yang merupakan partai biasa ikut dalam kekuasaan. Jadi buat saya tidak mengagetkan kalau manuver ini bisa terjadi,” jelasnya.
Mengenai adanya korelasi antara safari politik yang dilakukan Prabowo dengan isu keretakan hubungannya dengan Presiden Jokowi, Toto mengatakan belum ada kesimpulan ke arah sana.
“Tapi sebuah hal alamiah bahwa akan terjadi proses transisi dari pusat kekuasaan yang tadinya ada pada Pak Jokowi sebagai presiden yang berkuasa, tapi setelah pemilu presiden terpilihlah yang akan menjadi magnet. Sehingga ke depan sorotan dan perhatian para elite akan bermuara kepada Pak Prabowo bukan Pak Jokowi,” tutupnya. [ran]