(IslamToday ID) – Ekonom INDEF yang juga Rektor Universitas Paramadina Prof Didik J Rachbini menilai tumpukan utang negara tak bisa dilepaskan dari minimnya pengawasan wakil rakyat di Senayan terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Ma’ruf.
Didik mengurai, saat ini utang Indonesia terbilang sangat besar, yakni mendapai Rp 1.500 triliun dalam setahun dan defisit dalam setahun mencapai Rp 1.000 triliun. Jumlah ini mengartikan utang negara lebih besar dibanding pendapatan pajak dari seluruh rakyat Indonesia.
“Mengapa bisa terjadi? Karena tidak ada check and balance. Parlemen 82 persen dikuasai partai pendukung pemerintah, tidak ada yang berani untuk mengontrol,” kata Didik seperti dikutip dari RMOL, Senin (18/7/2022).
Bahkan ia melihat di masa krisis saat ini, pemerintah daerah justru terkesan foya-foya hampir dua kali lebih besar dari masa sebelum krisis.
“Itu bisa dihitung dari angka di kementerian berapa kali perjalanan dinas, dalam dan luar negeri, yang ternyata lebih banyak. Alasannya agar ekonomi bergerak, tetapi tentu saja bukan seperti itu caranya,” jelasnya.
Pada saat krisis, kata Didik, semestinya anggaran lebih dikendalikan. Misalnya melalui upaya penghematan dengan pemotongan-pemotongan anggaran yang tidak mendesak.
“Potongan itulah yang dimasukkan dalam anggaran PEN (pemulihan ekonomi nasional). Tetapi sekarang yang terjadi dipotong pun tidak, tetapi anggaran PEN sudah Rp 700 triliun,” pungkasnya. [wip]