(IslamToday ID) – Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengimbau kepada masyarakat Indonesia agar mengetahui visi hingga pemikiran calon presiden (capres) yang hendak dipilih di Pilpres 2024.
“Saya harus menggarisbawahi, rakyat Indonesia ketika harus memilih pemimpin-pemimpin, mereka harus mengerti apa visi, solusi, dan pemikiran calon pemimpin itu,” kata SBY dalam sambutan secara daring di acara ‘Peluncuran Buku Tetralogi Transformasi AHY’, Kamis (10/8/2023).
Imbauan itu, dilayangkan SBY agar masyarakat tidak salah memilih pemimpin bangsa. Di sisi lain, untuk mengetahui calon pemimpin yang hendak dipilih.
“Mengapa? Agar tidak salah pilih, agar tidak seperti memilih kucing dalam karung yang tidak mengerti seperti apa kucing itu,” ucap SBY dikutip dari Sindo News.
SBY berharap, Indonesia dapat memiliki tradisi politik yang baik dalam hadapi Pemilu 2024. Ia pun berdoa agar pemimpin yang terpilih nanti dapat menguasai masalah yang ada.
“Pemerintah jujur, terbuka, dan menguasai masalah-masalah yang dihadapi dan kemudian bisa mengkomunikasikan kepada rakyat Indonesia,” pungkas SBY.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan melalui empat buku yang ditulisnya tersebut diharapkan dapat saling mengingatkan pentingnya untuk terus melakukan transformasi.
Ada empat buku yang diluncurkan yakni berjudul ‘TNI Hebat Negara Kuat’, ‘Mewujudkan Indonesia Emas 2045’, ‘Merayakan Demokrasi Tanpa Polarisasi’, dan ‘Bersama Kita Kuat Bersatu Kita Bangkit’.
“Tentunya sebagai bangsa juga kita harus terus bertransformasi untuk menghadapi perkembangan zaman yang luar biasa, berkembang cepat dengan segala tantangannya,” ungkap AHY usai peluncuran bukunya.
Dalam peluncuran buku tersebut tampak dihadiri banyak elite politik dan aktivis. Seperti Ketua Umum DPP Partai Perindo Harry Tanoesoedibjo, Ketua DPP PDIP Puan Maharani, bakal capres Anies Baswedan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Rocky Gerung, dan politikus Yeni Wahid.
AHY menuturkan, transformasi pada hakikatnya tidak mengubah tujuan hidup. Seperti dirinya yang dahulu berproses sebagai militer kini menjadi politikus.
“Tujuannya tidak berubah, perjalanannya panjang, dan tidak ada akhir, karena yang pasti adalah perubahan itu sendiri. Oleh karena itu saya hanya ingin mengingatkan bahwa tujuan itu tidak boleh berubah,” tuturnya.
Menurut AHY, semua bangsa dan negara untuk rakyat terkesan idealis. Namun idealisme, komitmen tetap dibutuhkan. “Tadi saya senang sekali para sahabat dari berbagai latar belakang, militer, polisi, akademisi, teknokrat, dan lain sebagainya, kita menyatukan energi perubahan itu, energi transformasi dan mudah-mudahan Indonesia ke depan semakin baik,” pungkasnya. [wip]