(IslamToday ID) – Daynuri, ayah dari Luthfil Hakim, simpatisan Habib Rizieq Shihab (HRS) menceritakan kondisi anaknya di hadapan pimpinan dan anggota Komisi III DPR. Ia menceritakan banyak luka di tubuh anaknya yang ia temukan saat memandikan jenazah.
Penuturan tersebut ia sampaikan saat rapat dengar pendapat yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond J Mahesa yang didampingi Wakil Ketua Komisi III Ahmad Sahroni.
“Saya lihat pas dimandikan menyaksikan kayak disiksa di punggung kayak geseng dan pipi bengkak biru, tangan terkelupas, tembakan dari jarak dekat, empat lubang (menunjuk dada), nembus ke belakang. Kulit di belakang sama di sini (menunjuk dada) terkelupas,” kata Daynuri seperti dikutip dari Kompas, Jumat (11/12/2020).
Bersama tiga anggota keluarga simpatisan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq yang tewas dalam bentrokan dengan polisi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek ia menuntut keadilan atas peristiwa tersebut.
“Saya meminta keadilan dari pemerintah, dari Komisi III, mudah-mudahan bisa terungkap apa yang membunuh anak saya ini, jadi intinya saya meminta keadilan,” ucap Daynuri,
Sama seperti Daynuri, saudara perempuan dari Muhammad Suci Khadavi, Anandra juga menuntut keadilan atas insiden yang menewaskan adiknya.
“Korban ini tidak memiliki kesalahan dan ini benar-benar tidak manusiawi. Kami tahu dari media, kami minta mohon keadilannya di dunia ini,” kata Anandra.
Ia menceritakan, kondisi jenazah adiknya ditemukan banyak luka, salah satunya ada tiga luka tembakan di dada, di bagian punggung dan di kepala juga ditemukan luka.
“Lukanya seperti ditembak jarak dekat, ayah saya cerita sambil berderai air mata, luka tembak di dada ada 3, di punggung luka robek seperti diseret, di jidat ada biru seperti dihantam senpi yang belakangnya,” ujar dia.
Sementara itu, paman dari Andi Oktiawan, Umar mengatakan, kejadian yang dialami Andi dan lima orang lainnya benar-benar sudah terjadi. Ia meminta tak ada fitnah terhadap korban-korban tersebut.
“Sudah jelas kejadiannya yang terjadi, saya mohon setelah kita liat semua, jangan difitnah kembali, saya minta pihak-pihak untuk diusut semua. Itu aja permintaan kami,” kata Umar.
Kemudian, saudara perempuan dari Muhammad Reza, Septi menuntut pelaku penembakan adiknya dihukum seadil-adilnya.
Dalam kesempatan tersebut,Wakil Komisi III DPR Desmond J Mahesa menanyakan soal barang-barang simpatisan Habib Rizieq yang tewas kepada keluarga mereka. “Ada barang almarhum yang pada saat jenazah yang dikembalikan, ada yang diserahkan yang lain?” tanya Desmond.
Semua perwakilan keluarga simpatisan HRS tersebut mengaku tidak ada barang-barang mendiang yang dikembalikan oleh aparat kepolisian.
Paman dari Andi Oktiawan, Umar mengatakan, mestinya pihak kepolisian mengembalikan barang-barang milik Andi dan lima orang lainnya.
“Tentunya sama dari teman-teman semua enggak ada satupun barang yang saya terima, ya, punya almarhum bahkan itu masih aktif pak, iya saya bingung kalau bisa barang-barang dikembalikan harusnya,” jawab Umar.
Lantas, Desmond kembali menanyakan, apakah 6 keluarga mendiang simpatisan Habib Rizieq ini mendapat ancaman setelah peristiwa di Jalan Tol Jakarta-Cikampek tersebut. Semuanya menjawab tidak mendapatkan ancaman selepas peristiwa tersebut.
Namun, Dyanuri curiga ada orang yang tidak dikenal sering menanyakan dirinya. “Orang yang tidak jelas nanya yang macam-macam, tetapi saya teguh tidak jawab dan ancaman apa pun,” kata Daynuri.
Kemudian, Anandra menambahkan, ia yakin adiknya, yakni Khadavi tidak membawa senjata seperti apa yang disampaikan kepolisian. Ia mengatakan, Khadavi bersama lima orang lainnya hanya mengawal perjalan Habib Rizieq, bukan untuk melakukan perang.
“Kami ingin meluruskan bahwa anak-anak kami tidak membawa senjata satu pun, baik itu pistol apa pun yang diinformasikan di media, karena buat apa karena niatnya baik bukan untuk perang,” kata Anandra.
Senanda dengan Anandra, Septi juga mengatakan, adiknya tidak mungkin membawa senjata saat mengawal perjalanan Rizieq Shihab.
“Adik saya enggak pernah bawa senjata, di rumah sebagai ansip tidak pernah bawa pentungan apalagi senjata tajam,” kata Septi.
Respons Komisi III Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Nasdem Taufik Basari mengatakan, Komisi III harus mengumpulkan informasi untuk mengambil langkah terhadap kasus tersebut.
Sebelumnya enam jenazah diotopsi di Rumah Sakit Polri, Kramatjati Jakarta Timur, pada Selasa malam dan langsung diserahkan ke pihak keluarga. Menurut Taufik, pihak keluarga dan masyarakat perlu mengetahui informasi mengenai langkah-langkah dilakukan Polri dan Komnas HAM dalam mengungkap kasus tersebut.
Informasi tersebut, misalnya mengenai jenis peluru yang digunakan hingga jarak tembak. “Kemudian kondisi jenazah yang kita harus ketahui dengan hasil dari otopsi yang gunanya mungkin bisa melihat arah tembaknya seperti apa? jaraknya seberapa jauh? analisis terhadap gambaran penembakan seperti apa?” kata Taufik.
Taufik menyarankan agar pihak keluarga membuka komunikasi dengan kepolisian guna mengetahui informasi yang diinginkan maupun sebaliknya.
“Saya menyarankan kepada keluarga korban dan tim pendamping untuk bisa membuka komunikasi juga dengan Propam Mabes Polri, untuk menanyakan bagaimana barang-barang yang dimiliki korban? kemudian apa saja tindak lanjut dari Propam?” ujar Taufik.
Lebih lanjut, Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni menegaskan, pihaknya akan terus berupaya menyampaikan aspirasi dari keluarga untuk mencari keadilan atas peristiwa tersebut. Ia mengatakan, aspirasi keluarga akan disampaikan Komisi III ke mitra kerjanya yaitu Polri. [wip]